E . V . E

Senin, Juli 13, 2009

2 Mimpi 1 Malam

Tadi malam V bermimpi.
2 Mimpi dalam 1 malam.
Mimpi kali ini cuma berkelibatan wajah-wajah orang yang berkeliaran dalam hidup V yang bener2 nggak pernah fikirkan sebelumnya.

Pertama, wajah kedua pembimbing V. Meskpun sudah berakhir namun entah kenapa wajah itu jadi hadir dalam mimpi ini. Tergambar wajah mereka yang sangat kecewa saat sidang V. Saat V mengucapkan kalimat bodoh, menjawab dengan bodoh, bertingkah dengan bodoh. Di saat mereka menginginkan kalimat pintar, jawaban pintar dan tingkah yang pintar muncul dari diri V. Sungguh.. rasa tidak percaya diri dan kecewa yang saya rasakan itu tidak lekang dari diri V. V malu dengan mereka karena penampilan saat itu. Bahkan untuk meminta tanda tangan persetujuan bimbingan pun saya tidak berani lagi. Entah apa yang mereka pikir tentang diri V saat melihat V lagi. Entah apa yang bisa V lakukan untuk menghilangkan semua kenangan buruk ini.

Kedua, terkelibat wajah pria yang sudah 7 tahun tidak ada lagi dalam kehidupan V, bahkan tidak ada lagi dalam kolong bumi manapun. Malam ini tampaknya akan menjadi malam ke 2557 V hidup tanpa seorang yang sampai sekarang pun masih ada dalam ujung kenangan V. 14 Juli, 7 tahun yang lalu, saat Andre masih ada. Dalam mimpi itu wajahnya mengucapkan selamat kepada V dengan tersenyum. Wajahnya muncul dengan mengenakan toga dan tepat disebelahnya adalah wajah saya yang juga mengenakan toga. V berteriak dan akhirnya V menangis. V ingat cita-citanya sebelum dia meninggal. Untuk dapat menjadi sarjana hukum, menjadi seperti V pada saat ini. V menangis dan mulai merasakan lagi rasa bersalah yang dulu sempat mengalahkan V. Andaikan V dapat lebih peduli dengannya, seperti dia peduli pada V, mungkin dia sudah mengenakan toga sarjananya dan bergelar S.H di belakang namanya. V malah memilih jalan untuk meninggalkan dia dan memutuskan mengenakan toga untuk sarjana dan bergelar SH di belakang nama V sendiri. Kenapa perasan ini muncul lagi setelah tidak kurang dari tiga tahun V berusaha untuk mengenyahkannya. Saya mencintai dia, Tuhan. Meskipun terlambat saya mengucapkannya dengan mulut saya. Dan saya tidak berniat sama sekali memberikan akhir seperti ini pada jalan kita berdua.

Seharusnya perasaan ini tidak muncul. Odhel yang menjadi sahabat saya sekaligus sahabat Andre juga telah berulangkali meyakinkan saya itu bukan kesalahan saya. Entah kesalahan siapa. Tapi yang pasti, mimpi itu membuat sosok Andre bertahta di ingatan saya saat ini.
A Note Taken by: Eva Pangaribuan at 13.17

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home