E . V . E

Minggu, Juli 12, 2009

Akhirnya ...

Well.. Things goin so well today. Bangun pagi, mengemis uang dari pa-ma (baca: papa dan mama) sebelum akhirnya melepas kepergian mereka berdua ke puncak, beresin kamar (awalnya ngeberesin kamar, eh kok malah jadi tambah berantakan yaah..??), tidur, dan main sims3. Wew.. buat orang lain mungkin kegiatan seperti itu biasa saja di akhir pekan kayak gini. Tapi buat saya...? Itu anugerah tiada tara dari Tuhan...

Lagi.. lagi.. karena ...
Sidang skripsi!


Malam ini malam pertama V lepas dari kungkungan skripsi dan sidang-sidang kelulusan yang melelahkan, merenggut kehidupan V yang sebenarnya dan bahkan mengubah V menjadi orang yang V ga suka. V baru menyadari mungkin V memang tidak berbakat di bidang hukum karena keterbatasan otak V. Gimana nggak? Pas sidang kemarin, otak tiba-tiba jadi BLANK!!

V lebih banyak menjawab, “apaan pa tadi pertanyaannya?” atau bilang “hah? Saya nggak ngerti” daripada menjawab apa yang mereka tanya.

Lebih banyak bengong daripada memutar otak untuk menjawab pertanyaan mereka.

Lebih banyak menyebut “Tuhan Yesus” daripada menyebut nama penguji-penguji itu dengan benar.

Lebih banyak bertingkah bodoh daripada bertingkah pintar.

Padahal seharusnya kan di sidang itu kita harus memutar otak, menjawab pertanyaan, bertingkah pintar, or at least menyebut nama mereka dengan benar.

V keluar dengan rasa kosong. Bahkan V nggak bisa nangis lagi setelah itu. Cuma bisa lemes. Tapi untungnya tetep bisa ketawa, karena sekompi teman-teman yang sengaja dateng untuk menyemangati V. Liza dan Putri yang bahkan sebelum V masuk ke ruangan udah stay tuned di sebelah V. Temen-temen kelompok kecil plus Uchonk.

Satu hal yang V pelajari dari hari itu adalah ternyata V bukanlah seorang single fighter. Orang yang berjuang sendirian, seperti yang selama ini V yakinkan pada diri V sendiri. Ada banyak orang yang menyemangati V. Bahkan orang-orang yang saat itu nggak datang dan hanya mengirim pesan dari ponsel aja. Mereka semua tanpa sadar menopang V. V bahagia karena mereka berhasil meyakinkan kalo ada banyak kehidupan yang V punyai. Bukan hanya kehidupan kuliah aja. Persahabatan V, persekutuan V, keluarga V. Saat kehidupan yang satu hancur, bukan berarti kehidupan yang lain jadi hancur. Diremehkan di suatu kehidupan bukan berarti diremehkan di kehidupan lain. Semuanya seimbang. Semuanya adil. Justru itulah yang dinamakan hidup dan itulah yang harus dijalani oleh semua orang.

Hasilnya....???
Dapet A?
Yaaaah...sesuatu hal yang amat sangat tidak terlintas dalam pikiran V. Yang terlintas saat itu adalah V (1) nggak lulus, atau (2) V akan diuji lagi di hari lain, atau (3) pikiran yang paling positive: V dapet C. Tapi ini nggak. Tuhan memberikan lebih dari apa yang V minta. Lebih dari apa yang V pikirkan. Bahkan sepanjang hari sidang pun V tidak punya perasaan takut dan tidak nyaman, seperti yang biasa V rasakan beberapa hari sebelumnya. Perasaan itu saja sudah merupakan suatu anugerah. Proses yang telah berhasil dimampukan oleh-Nya untuk V lalui saja juga telah merupakan suatu anugerah. Tapi lagi-lagi... Tuhan tahu apa yang lebih dibutuhkan oleh anak-Nya. Tuhan tahu pergumulan di setiap hati anak-Nya. Tuhan tahu waktu yang terindah untuk anak-Nya. Satu hal lagi yang V pelajari hari itu.

Perasaan senang dan tidak percaya sampai sekarang bahkan masih bercokol dalam hati V. V ingat detik-detik sebelum sidang. V tiba-tiba menyanyikan lagu yang liriknya begini.. “Sai....Sai togu ma au” Terus menerus. Lagi.. dan lagi... V bukan orang yang biasa menghapal lagu batak jadi untuk lagu inipun V nggak hapal semuanya. V cuma menyanyikan kata-kata itu saja berulang kali. Dan hasilnya...? perasaan V tenang. Sangat tenang.
Malam harinya, ketika latihan paduan suara di rumah, V bertanya kepada beberapa orang tentang lagu itu dan mereka menyanyikan seluruh baitnya dengan bahasa Batak juga bahasa Indonesia. Dan seketika V mengerti lagu itu dan lagi.. lagi V menangis. Semua proses berjalan di luar sadar V. Di luar kemampuan V. Penyerahan diri yang V lakukan beberapa hari sebelumnya sudah di-take over oleh Dia. Meskpun beberapa kali V jatuh. V melakukan dosa, menjauhi persekutuan, tapi Dia tidak meninggalkan V sedikitpun. Tidak sedikitpun.


Saat ini pun V menangis lagi. Sungguh. V nggak pernah merasakan mukjizat sedahsyat ini. V sudah bisa bersaksi mengenai penyertaan Tuhan yang V rasakan. Bukan berarti sebelumnya Tuhan tidak menyertai V. Tidak. Hanya saja kali ini. V merasakan penyerahan diri yang amat sangat. Merendah dengan amat sangat. Takut dengan amat sangat. Benar-benar V bisa mengamini perkataan K Uthe yang mengatakan bahwa Tuhan sangat menyenangi orang yang melakukan penyerahan diri dengan sepenuhnya setelah melakukan proses yang indah di mata-Nya. Tuhan meninggikan orang yang merendahkan diri. Salah satu hal yang lagi-lagi V pelajari hari itu.

SUNGGUH..
Pada intinya.. V di balik proses yang menyiksa ada rencana indah yang Tuhan persiapkan bahkan ada hasil yang terindah yang dapat Dia berikan.

God Bless You.
A Note Taken by: Eva Pangaribuan at 04.17

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home